Senin, 05 Desember 2011

0
Proses Perancangan Produk

Salah satu ciri dari aktivitas perancangan adalah bahwa selalu dimulai dari akhir dan berakhir di awal. Artinya, fokus dari semua aktivitas perancangan adalah titik akhir (deskripsi produk)

Karakteristik Perancangan

Karakteristik perancangan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Pada masyarakat tradisional, aktivitas perancangan dilakukan oleh orang yang sama dengan pembuat produk. Pada kondisi ini, tidak diperlukan adanya model seperti Gambar sebagai media komunikasi rancangan.

Pada masyarakat modern, aktivitas perancangan dan pembuatan produk dilakukan oleh orang yang berbeda. Dengan kata lain, orang yang merancang produk dan orang yang membuat produk adalah tidak sama. Oleh karena itu, diperlukan suatu media yang berfungsi sebagai alat komunikasi antara perancang dan pembuat produk. Media komunukasi yang sangat efektif untuk digunakan adalah Gambar teknik.Pada saat ini, proses pembuatan produk menggunakan robot dan terkomputerisasi. Media komunikasi yang digunakan adalah program-program komputer dalam kartu-kartu magnetik.

Model Perancangan Produk

Model perancangan produk dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu model deskritif dan model preskriptif. Penjelasan singkat tentang model tersebut dipaparkan di bawah ini:

1. Model Deskritif.

Model ini menekankan pada pentingnya menghasilkan suatu konsep solusi sejak dini dalam proses perancangan. Model ini fokus pada solusi, heuristic (pengalaman sebelumnya), bersifat umum, rule of thumb.

2. Model Preskriptif.

Model ini menekankan pada kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang lebih analitik sebelum aktivitas pembangkitan alternatif-alternatif konsep solusi. Model ini bersifat algoritmik, prosedur sistematik.

Metode Perancangan Produk

Ada dua metode yang dapat digunakan dalam melakukan aktivitas perancangan suatu produk. Metode-metode tersebut adalah metode kreatif dan metode rasional.

Metode Kreatif

Metode kreatif adalah metode perancangan yang bertujuan untuk membantu merangsang pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi Gagasan, menyisihkan hambatan mental terhadap kreativitas, atau dengan cara memperluas area pencarian solusi.

Terdapat dua jenis metode kreatif yang sering digunakan, yaitu:

1. Brainstorming, adalah metode yang bertujuan untuk merangsang sekelompok orang untuk menghasilkan sejumlah besar Gagasan dengan cepat.

2. Synectics, adalah suatu aktivitas kelompok yang mencoba membangun, mengkombinasikan, dan mengembangkan Gagasan-Gagasan untuk memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan perancangan. Cirinya adalah membangkitkan analogi.

Metode Rasional

Metode rasional menggunakan pendekatan yang sistematik dalam merancang. Namun, metode rasional sering memiliki tujuan yang sama dengan metode kreatif, seperti memperluas daerah penelitian untuk solusi potensial, atau menjadi fasilitator tim kerja dan kelompok pengambil keputusan.

Proses-proses Dalam Perancangan Produk

Perancangan produk menurut Nigel Cross terbagi atas tujuh langkah yang mempunyai yang masing-masing mempunyai metode tersendiri. Ketujuh langkah tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Klarifikasi Tujuan

Langkah pertama yang penting dalam merancang adalah berupaya untuk memperjelas tujuan perancangan. Pada kenyataannya, sangat membantu dalam hasil di tiap langkah hingga hasil yang diharapkan. Akhir dari klarifikasi tujuan ini adalah sekumpulan tujuan perancangan objek yang harus dibuat walaupun tujuan-tujuan yang dibuat itu mungkin saja berubah dalam proses perancangan berikutnya.

Metode pohon tujuan memberikan bentuk dan penjelasan dari pernyataan tujuan. Metode ini menunjukkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dengan berbagai pertimbangan.

Prosedur pembuatan pohon tujuan ini adalah:

1. Membuat daftar tujuan tujuan perancangan

2. Susun daftar dalam urutan tujuan dari higher-level kepada lower-level.

3. Gambarkan sebuah diagram pohon tujuan, untuk menunjukkan Hubungan-Hubungan yang hierarki.

Penetapan Fungsi

Dari metode pohon tujuan, kita melihat maksud permasalahan dapat mempunyai banyak tingkatan-tingkatan perbedaan yang umum maupun secara rinci. Dengan nyata, tingkat setiap permasalahan memberi arti sangat penting bagi atau oleh perancang.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan fungsi. Tujuannya adalah untuk menetapkan fungsi-fungsi yang diperlukan dan batas-batas sistem rancangan produk yang baru. Pada langkah ini digunakan metode analisis fungsional.

Metode analisis fungsional menawarkan seperti mempertimbangkan fungsi esensial alat, hasil atau produk atau sistem yang dirancang harus memuaskan, tidak masalah komponen fisik apa yang seharusnya digunakan. Tingkat permasalahan diputuskan dengan mendirikan pembatas di sector peletakan pengganti yang saling berkaitan dari fungsi.

Menyusun Kebutuhan

Setelah fungsi ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun kebutuhan. Langkah ketiga ini bertujuan untuk membuat spesifikasi pembuatan yang akurat yang perlu bagi desain/ rancangan.

Metode yang digunakan pada langkah ini adalah Performance Specification Model, yang prosedur pelaksanaannya adalah:

1. Mempertimbangakan tingkatan-tingkatan solusi yang berbeda yang dapat diaplikasikan.

2. Menentukan tingkatan untuk beroperasi.

3. Identifikasi atribut-atribut performansi yang diinginkan.

4. Menentukan kebutuhan performansi untuk setiap atribut.

Menetapkan Karakteristik

Selanjutnya adalah langkah yang disebut penentuan karakteristik, yang bertujuan untuk menetukan target apa yang akan dicapai oleh karakteristik teknik suatu produk sehingga dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan konsumen.

Metode yang digunakan pada langkah ini adalah QFD (Quality Function Deployment). Output dari QFD ini adalah akan dihasilkannya sebuah matrik yang disebut dengan House of Quality.

QFD mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

1. Memperbaiki kualitas.

2. Memperbaiki performansi perusahaan.

3. Biaya lebih rendah dalam desain dan manufaktur.

4. Menaikkan reliabilitas produk.

5. Menurunkan waktu perencanaan.

6. Menaikkan produktivitas teknikal dan staf lain.

7. Menurunkan jaminan klaim.

8. Menaikkan oportunitas marketing.

9. Menaikkan pembuatan keputusan.

Prosedur pembuatan House of Quality adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dalam batas atribut produk.

2. Menentukan kepentingan relatif atribut.

3. Evaluasi atribut dari produk pesaing.

4. Menggambarkan matriksatribut produk dan karakteristik teknik.

5. Mengidentifikasi Hubungan antara karakteristik teknik dan atribut produk.

6. Mengidentifikasi interaksi antara karakteristik teknik.

7. Membuat House of Quality.

Pembangkitan Alternatif

Tujuan dari langkah ini adalah dihasilkannya solusi-solusi rancangan alternatif. Metode yang digunakan adalah metode Morphological Chart. Metode ini mendorong perancang-perancang untuk mengidentifikasi atau mencari kombinasi elemen-elemen yang baru. Tujuan dari metode ini adalah untuk memperluas pencarian bagi solusi-solusi baru yang mungkin.

Prosedur pelaksanaan metode Morphological Chart adalah:

1. Buat daftar hal-hal penting atau fungsi-fungsi yang penting untuk produksi. Daftar jangan terlalu panjang, dan harus secara luas mencakup fungsi-fungsinya.

2. Untuk tiap hal atau fungsi, buat daftar cara-cara yang dapat dicapai oleh tiap fungsi. Daftar ini dapat mencakup ide-ide baru yang dikenal baik sebagai komponen-komponen atau sub-sub solusi yang sudah ada.

3. Gambarkan sebuah peta yang berisi semua sub-sub solusi yang mungkin.

4. Identifikasi kombinasi sub-sub solusi yang dapat dijalanakan.

Evaluasi Alternatif

Alternatif-alternatif yang sudah dihasilkan kemudian akan dievaluasi untuk dipilih yang mana yang terbaik.

Pada langkah ini, digunakan metode Weighted Objective yang bertujuan untuk membandingkan nilai-nilai bantu dari setiap proposal berdasarkan kemungkinan bobot tujuan yang berbeda-beda.

Prosedur pelaksanaan metode ini adalah:

1. Daftarkan tujuan perancangan.

2. Golongkan urutan daftar tujuan.

3. Berikan Hubungan kepentingan pada tujuan.

4. Menetapkan parameter pelaksanaan atau nilai kegunaan untuk masing-masing tujuan.

5. Hitung dan bandingkan Hubungan nilai kegunaan perancangan alternatif.

Rincian Perbaikan

Banyak pekerjaan perancangan dalam praktek tidak dikaitkan dengan kreasi atas konsep perancangan baru yang radikal, tetapi pembuatan modifikasi untuk mewujudkan rancangan produk. Modifikasi ini berusaha mengembangkan suatu produk, meningkatkan penampilannya, mengurangi berat, menurunkan biaya, dan mempertinggi daya tariknya. Semua bentuk modifikasi biasanya dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu modifikasi yang bertujuan meningkatkan nilai produk untuk pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen.

Langkah pengembangan rancangan ini menggunakan metode teknik nilai. Metode teknik nilai ini bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk bagi pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen.

Prosedur pelaksanaan metode ini adalah:

1. Membuat daftar komponen suatu produk dan mengidentifikasi fungsi dari tiap komponen.

2. Menentukan nilai dari fungsi yang diidentifikasi. Nilai inilah yang diperhatikan oleh Pelanggan.

3. Menentukan biaya komponen, setelah diselesaikan dan dipasang.

4. Mencari cara mengurangi biaya tanpa menurunkan nilai, atau menambah nilai tanpa memperbesar biaya.

5. Mengevaluasi alternatif dan menyeleksi pengembangan.

Jenis Masalah Perancangan Dan Jenis Pendekatannya2)

Sebenarnya hakekat dasar dari proses mental dalam perancangan arsitektur dalam kaitannya dengan penghasilan bentuk, tidaklah berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Perbedaannya terletak pada prinsip-prinsip yang dianut dan metode-metode yang digunakan.

Perbedaan ini antara lain dipengaruhi oleh ideologi yang dianut oleh seseorang; perbedaan kepribadian, perbedaan latar belakang budaya, perbedaan pelatihan profesional, dan juga perbedaan cara berpikir (Billings & Akkach,1992). Seorang perancang terlibat dalam suatu aktivitas mental yang rumit dalam menghasilkan pemecahan perancangannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Sarana Berbagi Informasi | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog